Ruraq:Gacorbro22
Jawa Timur _Mata Pers Indonesia — Dalam menghadapi masalah polusi udara yang semakin meresahkan, pendekatan isu kesehatan menjadi sorotan yang semakin relevan. Pendekatan ini dianggap lebih efektif daripada pendekatan lingkungan karena dampak negatif polusi udara secara langsung membayangi kesehatan masyarakat. Selain itu, pendekatan isu kesehatan mampu mengungkap akar permasalahan dari polusi udara yang akut.
Piotr Jakubowski, seorang pendiri Nafas Indonesia, mengemukakan bahwa dalam perdebatan yang tengah berlangsung mengenai polusi udara, perhatian cenderung lebih tertuju pada pencarian sektor industri yang menjadi kontributor utama emisi polutan.
Dalam kategori ini termasuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara, industri, serta sektor transportasi. Meski demikian, menurut Jakubowski, pendekatan berbasis kesehatan memiliki potensi yang lebih besar dalam mengidentifikasi sumber-sumber utama polusi udara dan menentukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi dampaknya pada masyarakat. 2023 Meta Pers Indonesia Jakarta.
Dengan mengadopsi pendekatan berbasis kesehatan, pemerintah dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam memberikan solusi bagi masyarakat yang terkena dampak polusi udara. Upaya ini bisa mencakup peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dan penyediaan peralatan medis yang lebih canggih dan efisien. Selain itu, riwayat medis pasien juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi sumber polutan dan mengurangi risiko paparan terhadap polusi udara.
Piotr Jakubowski menjelaskan, “Kita harus memandang masalah polusi udara sebagai isu kesehatan, bukan hanya isu lingkungan.” Pendekatan ini akan mengarahkan perhatian kepada pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat secara lebih mendalam.
Salah satu contoh penting dari pendekatan ini adalah pengaksesan data kualitas udara yang akurat.
Akses terhadap data kualitas udara menjadi kunci dalam upaya mengendalikan dan mengurangi paparan terhadap partikel berbahaya seperti PM2.5. Dengan informasi ini, masyarakat dapat membuat keputusan yang bijaksana, seperti mengurangi aktivitas di luar ruangan atau menghindari membawa anak-anak kecil keluar rumah ketika kualitas udara buruk.
Agus Dwi Susanto, seorang anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menyoroti meningkatnya jumlah pasien yang masuk Unit Gawat Darurat (UGD) akibat asma yang dipicu oleh polusi udara.
Ia menjelaskan, “Polusi udara telah terbukti meningkatkan risiko serangan penyakit paru, sehingga penanganannya harus sangat sensitif.”paparnya.
Selain itu, Agus juga menegaskan bahwa dampak polusi udara terhadap ibu hamil juga sangat signifikan.
Paparan polusi udara dapat menyebabkan penyempitan kapiler yang mengganggu aliran oksigen ke janin, berdampak pada pertumbuhan bayi yang dapat menyebabkan berat badan lahir yang lebih rendah, “Saya memiliki data riset tahun 2017 yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara dalam ruangan memiliki bayi dengan berat badan lahir 20% lebih rendah daripada yang tidak terpapar,” ujarnya.
Oleh karena itu, pendekatan yang berfokus pada kesehatan dalam mengatasi masalah polusi udara memiliki implikasi yang sangat luas. Pendekatan ini tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan holistik tentang dampak polusi udara pada kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membawa solusi nyata untuk mengatasi masalah tersebut.
Dengan demikian, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk mengurangi tingkat polusi udara, meningkatkan kualitas udara, serta menjaga kesehatan seluruh warga.
Pendekatan berbasis kesehatan dalam menangani polusi udara tidak hanya mempertimbangkan kerusakan lingkungan, tetapi juga risiko kesehatan yang terkait. Ini mencakup pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana paparan polusi udara dapat berdampak langsung pada kesehatan manusia.
Misalnya, paparan terhadap partikel PM2.5 yang berbahaya dapat meningkatkan risiko penyakit paru, termasuk asma. Ini memicu peningkatan jumlah pasien yang memerlukan perawatan medis, terutama dalam kasus serangan asma yang parah.
Selain itu, pendekatan ini juga mempertimbangkan dampak polusi udara pada ibu hamil dan perkembangan janin. Paparan polutan udara dapat mengurangi aliran oksigen ke janin, yang mengakibatkan pertumbuhan bayi yang lebih rendah dan berisiko pada bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, upaya perlindungan kesehatan masyarakat harus diarahkan pada pemantauan kualitas udara yang ketat dan tindakan yang cepat dalam mengatasi polusi udara yang berlebihan.
Ketika pendekatan berbasis kesehatan diterapkan, pemerintah dapat memprioritaskan investasi dalam fasilitas kesehatan dan peralatan medis yang lebih baik. Ini akan memungkinkan penanganan yang lebih efisien bagi pasien yang terkena dampak polusi udara. Selain itu, pendekatan ini juga memungkinkan pemantauan terhadap kondisi kesehatan masyarakat secara keseluruhan, yang dapat membantu dalam mendeteksi polutan udara dan mengurangi risiko paparan.
Selain manfaat kesehatan yang jelas, pendekatan berbasis kesehatan juga menciptakan pemahaman yang lebih kuat tentang urgensi mengurangi polusi udara. Dengan menempatkan kesehatan sebagai titik pusat perhatian, masalah ini menjadi lebih dekat dan pribadi bagi masyarakat.
Mereka dapat melihat dampak langsung dari polusi udara pada kesehatan mereka sendiri dan keluarga mereka.
Dalam konteks ini, upaya mengurangi polusi udara bukan hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga tentang melindungi aset yang paling berharga bagi masyarakat, yaitu kesehatan.
Dengan menjaga udara bersih dan aman, kita juga menjaga masa depan kesehatan generasi mendatang. Oleh karena itu, pendekatan berbasis kesehatan dalam menghadapi masalah polusi udara adalah langkah yang bijak dan berdampak positif bagi kesejahteraan seluruh masyarakat.